Kamis, 18 Juni 2015

katekese

mungkin kita pernah mendengar kata katekese tetapi apakah kita tau apa itu katekese jadi kali ini saya akan memberikan pengertian dari katekes

Katekese
Katekese merupakan salah satu bentuk pelaksanaan tugas mewartakan Injil yang diamanatkan Yesus Kristus (Mat 28:19-20; Mrk 16:15). Katekese adalah pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang dewasa dalam iman, khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen, yang pada umumnya diberikan secara sistemastis, dengan maksud mengantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen (Cathechesi Tradendae 18).
Diambil dalam arti "tindakan pengajaran" dan "pengetahuan yang diberikan oleh pengajar", istilah ini identik dengan Katekismus.

Kata Katekese (katechesis) berarti instruksi dari mulut ke mulut, terutama berupa tanya jawab. Meskipun mungkin berlaku untuk masalah-subjek apa saja, biasanya digunakan untuk instruksi dalam unsur-unsur agama, terutama persiapan untuk inisiasi ke dalam agama Kristen.

katekis

Katekis
Katekis adalah pengajar agama profesional di dalam Gereja Katolik. Disebut profesional karena mendapat bekal pendidikan formal dalam kateketik, mencari nafkah di bidang katekese, mempunyai etika profesi sebagai pengajar agama, dan mengembangkan diri melalui suatu asosiasi katekis. Katekis bekerja sebagai guru agama di sekolah maupun diParoki.
Pada umumnya Katekis adalah lulusan dari Sekolah Guru Agama (SGA), atau Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Agama, atau Akademi Kateketik, atau Sekolah Tinggi Kateketik (STKat) pada masa lalu, atau sekarang lulusan lembaga pendidikan tinggi yang mempunyai konsentrasi keilmuan di bidang agama Katolik dan metode mengajar dalam kurikulumnya.

Karena kelangkaan Katekis, tidak jarang guru dari bidang studi apapun yang beragama Katolik, karena wajib mewartakan Injil dan terdorong keinginan untuk memajukan pendidikan agama Katolik, juga bekerja selaku Katekis.

tabernakel

saya akan memberikan info tentang tabernakel mungkin kita sudah sering/selalu melihat tabernakel yang ada di gereja kita masing-masing tapi mungkin masih banyak orang yang tidak tau bahwa ada perbedaan (bentuk,kegunaan,dll) tabernakel antara beberepa gereja

Tabernakel gereja
Tabernakel dalam Gereja Anglikan, Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur adalah sebuah lemari atau kotak penyimpanan, khusus untuk menyimpan Sakramen yang telah disucikan: tubuh, darah, jiwa dan keilahian Yesus Kristus, dalam bentuk roti dan anggur, yang digunakan dalam ritus komuni suci.
Pada masa awal perkembangan Kristiani, tabernakel yang menyimpan benda suci disimpan dalam rumah-rumah pribadi dimana umat Kristiani bertemu untuk berkumpul bersama-sama saudara seiman, oleh karena ketakutan akan ganjaran hukuman dari pihak penguasa.
Dalam adat Gereja Katolik Roma dan Barat, tabernakel-tabernakel ini ditutupi dengan selimut yang disebut conopaeum. Selimut ini penampilannya bisa mirip seperti tenda atau seperti korden, tergantung apakah tabernakelnya ditaruh berdempetan dengan dinding atau berdiri sendiri. Kebiasaan ini sekarang tidaklah diharuskan. Sebuah conopaeum yang menutupi sebuah tabernakel adalah sebuah simbol dari menetapnya Tubuh Kristus, sama seperti saat Roh Tuhan tinggal di dalam Tabernakel di padang gurun dalam kelima buku Nabi Musa. Penutup ini juga menampilkan unsur dasar tabernakel yang merupakan sebuah tenda.
Umat Katolik Roma dan Ortodoks sama-sama merujuk Perawan Suci Maria sebagai tabernakel dalam devosi mereka (seperti dalam Himne Akathist di Gereja Ortodoks atau Litani Maria di Gereja Katolik Roma) karena Bunda Maria "membawa Tubuh Kristus di dalam diri-Nya" (arti kata "inkarnasi" dalam teologi Kristiani) dalam perannya sebagai Theotokos, seperti fungsi tabernakel dalam gereja saat ini.

Dalam Gereja Mormon (Bahasa Inggris: The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints), tabernakel digunakan sebagai tempat kegiatan religius yang multiguna, baik sebagai tempat upacara agama, konferensi gereja, maupun sebagai pusat komunitas, walaupun saat ini The Stake Center telah mengambil alih fungsi tabernakel untuk tempat pelayanan umat dan pusat komunitas. Beberapa tabernakel, terutama di Utah dan Hawaii, hingga hari ini masih digunakan sebagai pusat kebudayaan gereja dan untuk tujuan religius lainnya.

bruder

kali ini saya akan membagi info yaitu tentang bruder, mungkin sudah banyak yang tau bruder itu apa tapi saya akan tetap membagikan info apa itu bruder dan sejarannya.

Bruder
Bruder (dari bahasa Belanda broeder yang berarti 'saudara lelaki') adalah nama panggilan bagi seorang rohaniwan Katolik awam (tidak ditahbiskan) yang menjalani kaul kemiskinan, selibat dan ketaatan. Seorang bruder biasanya tinggal dalam suatu komunitas dan bekerja dalam pelayanan sebagai guru, seniman, koki, teknisi, sesuai dengantalenta dan bakatnya. Bruder biasanya termasuk ordo Agustinus, Karmelit, Dominikan, Fransiskan, dan FIC. Perbedaan antara bruder dengan biarawan ialah bahwa para bruderhidup dalam kesederhanaan dan kesajahaan sebagai tanda kebaktian bagi komunitas, berbeda dengan para biarawan yang pekerjaannya hanya berdoa dan bermeditasi saja.
Sejarah
Ketika Monastisisme berkembang pada masa kekristenan awal, sebagian besar biarawan tetap berstatus awam, karena pentahbisan untuk pelayanan dipandang sebagai suatu halangan bagi panggilan biarawan untuk menjalani hidup kontemplatif. Mengikuti Peraturan Santo Benediktus, gaya hidup utama mereka adalah sebagai petani atau pertapa.
Berbagai kekuatan dan kecenderungan pada Abad Pertengahan menyebabkan situasi di mana para biarawan tidak lagi mengikuti cara hidup tersebut. Sebaliknya, mereka fokus utama pada kewajiban agama doa syafaat. Hal ini didorong oleh kepercayaan spiritual antara keanggotaan umum Gereja Katolik atas doa biarawan untuk mencapai keselamatan.


Sabtu, 13 Juni 2015

misa

Misa

Misa adalah perayaan ekaristi dalam ritus liturgi Barat dari Gereja Katolik RomaGereja Ortodoks Ritus Barat, tradisi Anglo-Katolik dalam Gereja Anglikan, dan beberapa Gereja Lutheran. Di negara-negara Baltik dan Skandinavia, ibadah ekaristi Gereja Lutheran juga disebut "Misa".
Istilah Misa berasal dari kata bahasa Latin kuno missa yang secara harafiah berarti pergi berpencar atau diutus. Kata ini dipakai dalam rumusan pengutusan dalam bagian akhir Perayaan Ekaristi yang berbunyi "Ite, missa est" (Pergilah, tugas perutusan telah diberikan) yang dalam Tata Perayaan Ekaristi di Indonesia dipakai rumusan kata-kata "Marilah pergi. Kita diutus."[1]
Perayaan Ekaristi dalam Gereja-Gereja Timurtermasuk Gereja-Gereja Timur yang berada dalam persekutuan penuh denganTahta Suci Roma menggunakan istilah lain, misalnya "Liturgi Suci", "Qurbana Kudus", dan "Badarak". Denominasi Barat yang tidak berada dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik Roma, seperti Kekristenan Calvinis, biasanya lebih suka menggunakan istilah lain (umumnya: Kebaktian).
Menurut Lima Perintah Gereja umat Katolik diwajibkan mengikuti misa pada hari Minggu dan hari raya lain yang disetarakan dengan hari Minggu. Di luar hari-hari itu juga diselenggarakan misa - yang oleh umat Katolik biasa dinamakan misa harian - namun umat Katolik tidak diwajibkan untuk ikut serta.
Pelaksanaan Misa diatur berdasar Tata Perayaan Ekaristi (TPE). TPE Baru untuk Gereja Katolik di Indonesia diberlakukan (dipromulgasikan) sejak Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus pada tahun 2005, pada hari Minggu 29 Mei 2005. TPE sebelumnya -- yang digunakan sejak tahun 1977 -- merupakan edisi percobaan. Dalam TPE Baru Doa Syukur Agung dan doa presidensial lain didoakan oleh Imam dan umat mengikutinya dalam batin (untuk menekankan kekhusyukan dan kesadaran akan Tuhan yang hadir di tengah-tengah mereka), seperti yang dilakukan oleh Gereja Katolik di tempat lain.

ppa

Putra altar/misdinar


Putra altar atau misdinar (yang berarti 'asisten misa' dari Bahasa Belanda misdienaar) adalah mereka yang membantu Imam saat mengadakan Perayaan Ekaristi.
Pada awal mulanya seorang Putra Altar adalah sebuah tingkatan pastoran sebelum menjadi imam. Umumnya, misdinar itu laki-laki.Akan tetapi Putra Altar akan disebut "Misdinar" bila keputusan gereja untuk memperbolehkan perempuan sebagai Putera Altar. Bila tidak boleh maka dalam gereja tersebut akan dipanggil "Putri Altar" yang bertugas dalam bacaan-bacaan.
Tugas misdinar antara lain membantu Imam, mengantar persembahan, menuangkan air putih dan anggur serta membawa air cuci tangan Imam, dan menjadi panutan umat. Per periodenya (setiap gereja berbeda-beda), akan masuk para Misdinar baru, tentu saja melalui seleksi dan latihan/training dari senior angkatan sebelumnya (beberapa gereja memiliki pengurus misdinar yang membimbing para calon misdinar). Misdinar juga bertujuan selain membantu dalam perayaan ekaristi juga untuk memperkuat iman pribadi dalam kegiatan-kegiatan pengembangan pribadi seperti LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan), Retret, Out Bond, dan tidak Lupa Wisata Rohani. Tentu saja organisasi Misdinar tidak kalah maju dan pentingnya bagi anak anda dalam pengembangan iman Katolik.

wilayah

Wilayah, stasi, lingkungan

Dalam paroki-paroki besar, partisipasi awam di dalam reksa pastoral diperluas dengan membagi paroki menjadi bentuk-bentuk seperti wilayahstasilingkungan bahkan blok. Satuan terkecil, yaitu blok, dalam prakteknya dibatasi sebanyak-banyaknya 20 keluarga yang secara teritorial tinggal berdekatan. Seluruhnya diikat dan dipersatukan dalam Dewan Pastoral Paroki. Pada prinsipnya, setiap satuan itu diharapkan merupakan suatu komunitas basis (Komunitas Basis Gerejani) sendiri yang bersifat terbuka, yang dapat berfungsi meneladan cara hidup jemaat perdana dalam Kis 2:42: “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa”, dan berbagi tugas dan tanggungjawab di antara mereka sendiri.

paroki

Paroki

Paroki berasal dari bahasa Yunani parokein artinya musafir, pengembara. Paroki (Bahasa Inggris: parish) pada umumnya mengesankan suatu tipe pembagian administratif. Istilah ini digunakan pada beberapa gereja Kristen, terutama Gereja Katolik RomaKomuni Anglikan, dan Gereja OrtodoksPemerintahan sipil pada beberapa negara sepertiInggrisIrlandia, dan Estonia, juga menggunakan istilah ini, yang lebih dikenal dengan "paroki sipil".

Paroki dalam gereja Katolik

Paroki adalah komunitas kaum beriman yang dibentuk secara tetap dengan batas-batas kewilayahan tertentu dalam Keuskupan (Gereja Partikular). Sebagaimana Gereja terutama adalah himpunan umat beriman, bukan gedung, maka pengertian paroki pun pertama-tama adalah himpunan orang, bukan sekedar wilayah, walaupun sifat kewilayahan sebagai aspek yang tetap juga inheren padanya (Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik, kanon 515 art. 1). Uskuplah yang berwenang mendirikan, membubarkan atau mengubah Paroki (Kitab Hukum Kanonik kanon 515 art 2). Pada umumnya Paroki bersifat teritorial, bukan personal, bukan kategorial, di dalam prinsip organisasinya.

Reksa pastoral paroki

Karena Paroki lebih merupakan himpunan umat, maka pertama-tama dalam Hukum Kanon Gereja Katolik reksa pastoral umatlah yang diperhatikan. Dan reksa pastoral itu dipercayakan kepada Pastor Paroki sebagai gembalanya sendiri, di bawah otoritas Uskup (Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik, kanon 515 art. 1). Namun bila dituntut oleh keadaan, reksa pastoral paroki dapat dipercayakan kepada beberapa imam dalam kebersamaan, asal salah seorang menjadi moderator, memimpin kegiatan secara terpadu dan mempertanggung-jawabkannya kepada Uskup (Kitab Hukum Kanonik, kanon 517 art 1)
Yang dimaksud dengan reksa pastoral adalah terutama tritugas sebagai nabi yang mewartakan Injil, sebagai imam yang menguduskan dengan pelayanan sakramen, dan sebagai raja yang murah hati dalam pelayanan, yang dilaksanakan untuk kaum beriman.

Dewan pastoral paroki

Dianjurkan agar di setiap paroki didirikan Dewan Pastoral Paroki (Kitab Hukum Kanonik, kanon 536). Dewan itu merupakan forum partisipasi umat di dalam reksa pastoral paroki, dengan memberikan bantuan yang diperlukan dan dengan mengembangkan kegiatan pastoral (Dekrit Apostolicam Actuositatem 26) baik di bidang persekutuan, pewartaan, liturgi, pelayanan maupun kesaksian. Dewan Pastoral diketuai secara umum oleh pastor paroki, dan biasanya seorang awam dipilih menjadi ketua harian dewan. Sebagai forum pastoral, Dewan Pastoral Paroki diharapkan menjadi suatu badan organik komunikasi iman dan pelayanan, tidak menyimpang menjadi suatu lembaga birokrasi yang formalistis dan legalistis bagi umat. Hal ini ditegaskan karena ekses meluasnya pembagian tugas dan tanggungjawab di dalam bidang-bidang dan seksi-seksi yang bertambah banyak. Diutamakan prinsip organisme, bukan organisatoris, sekalipun organisasi tetap diperlukan.

Hubungan kemitraan

Mengenai hubungan pastor-awam dalam Dewan Pastoral Paroki, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Gereja menyatakan: “Para gembala harus mengakui dan memajukan martabat dan tanggungjawab kaum awam dalam Gereja; hendaknya para gembala memanfaatkan nasihat yang arif, mempercayakan kepada mereka tugas-tugas dalam pelayanan Gereja dan menghargai kebebasan dan ruang gerak mereka, mendorong mereka agar karena prakarsa sendiri melaksanakan karya-karya. Hendaknya para gembala mempertimbang-kan aspirasi yang dikemukakan kaum awam” (Lumen Gentium 37).

hosti

HOSTI


Hosti adalah sejenis wafer bundar, dibuat dari adonan roti dan digunakan untuk Komuni Suci oleh banyak Gereja Kristen.
Berasal dari kata Latin, "hostia", artinya "korban" atau "hewan korban". Istilah ini digunakan untuk menyebut roti tersebut baik sebelum maupun sesudah konsekrasi, akan tetapi lebih tepat digunakan untuk menyebut roti yang sudah dikonsekrasi. Roti yang belum dikonsekrasi lebih tepat disebut "roti altar."


Pembuatan Hosti dalam Gereja katolik Roma



Dalam Gereja Katolik Roma, pembuatan hosti biasanya dikerjakan oleh para biarawati sebagai salah satu sumber penghasilan mereka. Hosti diharuskan diolah dari tepung gandum dan air saja (Kitab Hukum Kanonik, Kanon 924). Gereja Katolik Roma mengajarkan bahwa pada saat kalimat konsekrasi diucapkan, roti tersebut berubah menjadi Tubuh Kristus melalui transubstansiasi.
Petunjuk Umum Misa Romawi, 321 merekomendasikan "agar roti ekaristi ... dibuat sedemikian rupa sehingga imam, dalam misa yang dihadiri oleh umat, dapat dengan mudah memecah-mecahkannya menjadi potongan-potongan untuk didistribusikan sekurang-kurangnya kepada beberapa umat beriman. ... Tindakan pemecahan roti, yang menjadi nama perayaan Ekaristi pada zaman apostolik, akan memperlihatkan dengan lebih jelas kekuatan dan makna mendalam dari tanda kesatuan semua orang dalam satu roti, dan dari tanda amal-kasih oleh karena roti yang satu itu dibagi-bagikan antar saudara-saudari."
Gereja Roma, pada puncak kejayaannya, sungguh-sungguh cermat dalam segala hal yang berhubungan dengan roti sakramental. Menurut Steevens, dalam bukunya Monasticon, pertama-tama orang mimilih gandum, biji demi biji, lalu mencucinya dengan sangat berhati-hati. Kemudian biji-bijian tersebut, dibawa dalam sebuah kantong ke tempat penggilingan oleh seorang pelayan, yang dikenal sebagai orang baik-baik dan yang khusus ditunjuk untuk mengerjakan hal tersebut. Pelayan itu menggiling biji-biji gandum tadi dengan batu penggilingan, setelah menutupi baik bagian atas maupun bawahnya dengan tabir-tabir; dan dia sendiri telah mengenakan selembar alba serta menutupi seluruh wajahnya kecuali di bagian mata dengan selembar kerudung. Pengolahan rotinya juga dilakukan dengan cermat. Adonan tidak dipanggang sebelum dibasuh terlebih dahulu; pejabat gereja, jika dia seorang imam atau diakon, merampungkan pekerjaan itu dengan bantuan dua rohaniwan, yang berasal dari ordo yang sama, serta seorang bruder, yang khusus ditunjuk untuk melakukan tugas tersebut. Seusai matin (sembahyang subuh), keempat rahib tersebut membasuh wajah dan tangan mereka. Tiga di antaranya mengenakan alba; salah satu dari mereka membasuh adonan dengan air bersih yang murni, lalu yang lain memanggangnya dalam panggangan dari besi. Begitu besar pengabdian dan hormat, kata sejarawan tersebut, yang diberikan para rahib Cluni kepada Ekaristi! Bahkan sekarang ini pun, di daerah itu, tukang roti yang mempersiapkan wafer sakramental tersebut, harus mendapatkan penunjukan dan izin pembuatan dari uskup Katolik setempat.

pallium

PALLIUM
Pallium hanya dipakai oleh paus dan uskup-uskup agung dalam perayaan liturgi meriah. Asal-usul pallium bermula dari stola yang kemudian diperpendek, dihubungkan sehingga melingkar, berwarna putih dengan hiasan 6 gambar salib dan dikalungkan di leher di atas stola dan kasula. Semenjak Paus Paulus VI menyingkirkan tiara dalam upacara penobatan Paus, pallium menjadi tanda pengambilalihan gereja Katedral Roma. Bagi para uskup agung, pallium merupakan tanda jabatan seorang uskup agung atau uskup metropolit dan melambangkan kuasa yang diberikan oleh hukum kepadanya selau uskup metropolit dalam persatuan dengan Gereja Katolik Roma.
Sumber: dari Buku Liturgi Pengantar untuk Studi dan Praksis Liturgi (Emmanuel Martasudjita, Pr.)




masa

Masa Kharismatik:
Yang kami maksudkan disini ialah berkaitan dengan peranan Roh Kudus yang menumbuh-kembangkan Gereja maka kegiatan devosional kepada Roh Kudus hendaknya digalakkan secara lebih intensif. Semua kegiatan religiositas rakyat, terutama devosi-devosi … sambil mengindahkan Masa-Masa Liturgi, ulah kesalehan itu perlu diatur sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan Liturgi suci; sedikit banyak harus bersumber pada Liturgi, dan menghantar Umat kepadanya; sebab menuruthakikatnya Liturgi memang jauh lebih unggul dari semua ulah kesalehan itu (Konstitusi Liturgi no. 13).
Dalam konteks ini Masa Paskah sebagai perayaan misteri Pentakosta mengajak para anggota kharismatik untuk mencipta berbagai kegiatan yang mendalami hakikatnya sebagai penyelaras kegiatan Roh Kudus yang menumbuhkan kembangkan Gereja; Roh Kudus yang menganugerahkan kharisma-kharisma kepada setiap orang untuk mengembangkan kepentingan Gereja; Roh Kudus yang melindungi Gereja dengan sapta karunia-Nya. Roh Kudus yang memiliki segalanya untuk kebaikan Gereja.

Oleh karena itu tantangan besar bagi persekutuan kharismatik untuk kembali meninjau dan memugar komitmen pada spiritualitas dasarnya.
SINGEL


Singel merupakan sebutan untuk tali ikat pinggang panjang yang digunakan untuk mengikat alba yang terlalu panjang dan stola. Pada kasus di mana alba sudah pas dan baik, penggunaan singel boleh ditiadakan.
Sumber: Buku Liturgi Pengantar untuk Studi dan Praksis Liturgi (Emmanuel Martasudjita, Pr.)


tata busana

TATA BUSANA ATAU PARAMENTE
Tata busana juga dikenal dengan sebutan pakaian liturgi atau paramente. Gereja Perdana belum mengenal berbagai macam tata busana atau pakaian liturgi ini. Yang jelas untuk menghadiri perayaan liturgi orang-orang memakai pakaian pesta dan pantas. Dengan perubahan nasib Gereja pada zaman Kaisar Konstantinus pada abad ke-4, nasib klerus, khususnya uskup dan imam mendapat penghormatan tinggi. Seiring dengan naiknya kehormatan dan pamor mereka, klerus mendapat pakaian kebesaran yang biasa dikenakan para pegawai dan petinggi kekaisaran Romawi pada waktu itu. Mulailah pakaian-pakaian klerus diperindah dan beraneka ragam seperti jubah dan single besar (para uskup), stola, kasula, manipel, dan pallium. Baru pada abad ke-5 penggunaan pakaian itu secara resmi terjadi dalam liturgi, yaitu ketika pakaian orang laki-laki Romawi kuno, tunika, digunakan dalam liturgi. Pakaian liturgi itu dalam sejarah mengalami perkembangan dan perubahan hingga hari ini, sebagaimana mode pakaian pada umumnya yang juga terus berubah.
Makna pakaian liturgi ialah pertama untuk menampilkan dan mengungkapkan aneka fungsi dan tugas pelayanan yang sedang dilaksanakan. Kedua pakaian liturgi menonjolkan sifat meriah pesta perayaan liturgi. Dan, makna pakaian liturgi yang ketiga ialah untuk melambangkan kehadiran Yesus Kristus, subjek dan pemimpin utama liturgi Kristen. Penggunaan pakaian liturgi menunjukkan bahwa si pemakai hanya menjadi simbol dari apa yang tidak kelihatan, yakni kepemimpinan dan fungsi Yesus Kristus, Sang Imam Agung Perjanjian Baru.
Sumber: Buku Liturgi Pengantar untuk Studi dan Praksis Liturgi (Emmanuel Martasudjita, Pr.)


koster

kali ini saya akan membicarakan seorang yang tugasnya membantu gereja mungkin orang ini orang yang cukup komplek keadaannya di gereja, jadi saya akan membahas tentang


koster

Salah satu pelayan yg melaksanakan tugas liturgis adalah Koster, yang dengan cermat mengatur buku-buku liturgis, busana liturgis, dan hal-hal lain yang diperlukan untuk perayaan Misa. (PUMR 105)
Dengan mengemban tugas tsb, Koster harus melak…ukan persiapan yg meliputi :
1. Persiapan prasarana atau imaterial, misalnya mempersiapkan situasi menjelang pelaksanaan sekaligus menjaga agar upacara liturgi dpt terlaksana secara baik dan lancar, indah dan benar.
2. Persiapan material, yaitu peralatan liturgi dan benda² suci yang menjadi sarana.
Peralatan tsb meliputi fisik gedung gereja serta sejumlah isi didalamnya,misalnya kursi, alat musik, meja altar, kursi utk petugas liturgi dan meja kredens, tabernakel,dll.
Sedangkan benda² suci meliputi : piala, sibori, ampul, wiruk/pendupaan, monstran, piksis sampai pd pakaian liturgi utk imam, misdinar, prodiakon, lektor, dll.
Koster jg harus peka dan bertanggung jawab penuh thd barang² dimaksud mulai dr menerima, menyimpan, dan merawat sampai mempersiapkan utk keperluan perayaan liturgi atau sarana ibadat.
*Sumber : Majalah Liturgi Vol. 21 Edisi 4 th 2010.

KA

Keuskupan Agung


Keuskupan Agung terjadi dari pengelompokan beberapa keuskupan yang berdekatan yang membentuk suatu Provinsi Gerejani. Dalam hal ini suatu Keuskupan menjadiKeuskupan Agung dan dipandang sebagai metropolit bukan karena luas wilayah, ataupun karena kedewasaan iman umat pada umumnya. Keuskupan Agung tidak lebih tinggi dari Keuskupan lainnya, melainkan mendapat fungsi mempersatukan Keuskupan-keuskupan yang berdekatan, yang disebut Keuskupan sufragan, seperti suatu gugusan (cluster), dalam rangka penggembalaan umat yang kurang lebih mirip budayanya, untuk hal-hal yang dianggap berfaedah. Keuskupan Agung digembalakan oleh seorang Uskup Agung.
Keuskupan Agung merupakan jembatan di antara Keuskupan dan bentuk kerjasama yang lebih luas lagi, yaitu Konferensi Para Uskup (di Indonesia secara khusus disebut Konferensi Waligereja Indonesia, disingkat KWI).

Jumat, 12 Juni 2015

OMK

SIAPA SIH SEBENARNYA OMK?

ya, mungkin itu terlintas di pikiran kita saat kita orang-orang muda untuk apa itu OMK dibentuk jadi saya akan membahas apa sih yang dimaksud dengan OMK tsb



PENGERTIAN ORANG MUDA KAATOLIK (OMK)


Yang dimaksud dengan OMK menurut Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda (PKPKM) yang dikeluarkan Komisi Kepemudaan KWI adalah mereka yang berusia 13 s.d. 35 tahun dan belum menikah, sambil tetap memperhatikan situasi dan kebiasaan masing-masing daerah. OMK mencakup jenjang usia remaja, taruna dan pemuda. 

Kaum muda (youth, bhs. Ing) adalah kata kolektif untuk orang yang berada pada rentang umur 11-25 tahun37. Sedangkan Komisi Kepemudaan mengambil batas 13-35 tahun. Rentang umur ini merujuk pada buku “Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda dan Keputusan Badan Koordinasi Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda No. 01/BK tahun 1982 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda” yang dikeluarkan oleh Kantor Menpora tahun 1985.


Rentang umur tersebut menunjukkan bahwa kaum muda terdiri atas usia remaja sampai dengan dewasa awal. Rentang umur tersebut dikategorisasi lebih rinci demi efektivitas pendampingan . Kategorisasi tersebut sebagai berikut:
1. Kelompok usia remaja (13 - 15 tahun)
2. Kelompok usia taruna (16 - 19 tahun)
3. Kelompok usia madya (20 - 24 tahun)
4. Kelompok usia karya (25 - 35 tahun)


Dalam pendampingan OMK harus dipandang sebagai pribadi yang sedang berkembang. Mereka memiliki ciri khas dan keunikan yang tak tergantikan, kualitas, bakat dan minat yang perlu dihargai. Mereka mempunyai perasaan, pola pikir, tata nilai dan pengalaman tertentu, serta masalah dan kebutuhan yang perlu dipahami. Mereka memiliki hak dan kewajiban, tanggung jawab dan peran tersendiri yang perlu diberi tempat. Semua itu merupakan potensi untuk dikembangkan dalam proses pembinaan, sehingga kaum muda dapat berperan aktif-positif dalam kehidupan Keluarga, Gereja dan Masyarakatnya. 


Hendaknya OMK diberi kemungkinan, kesempatan, kepercayaan dan tanggung jawab sebagai subyek dan pelaku utama proses bina diri dan saling bina. Mereka bukan lagi bejana kosong yang perlu diisi atau lilin yang harus dibentuk menurut selera para pembina. Dengan demikian, segala bentuk pembinaan yang sifatnya menggiring, mendikte, mengobyekkan dan memperalat kaum muda demi suatu kepentingan di luar perkembangan diri mereka dan peran serta tersebut di atas haruslah dihindari dan dihilangkan. Hakekat pembinaan kaum muda, sebagai karya pastoral, adalah pelayanan dan pendampingan.



Secara teritorial OMK, sebagai umat muda dalam suatu paroki adalah OMK paroki 22, walaupun mereka dapat juga menjadi anggota pelbagai wadah/kelompok/organisasi/gerakan kategorial sesuai minat, bakat dan keinginan mereka. Dengan demikian, dimanapun mereka aktif dan melibatkan diri, bahkan juga bila sama sekali belum aktif, secara teritorial merupakan warga paroki setempat dengan OMK paroki sebagai “home base” (pangkalan induk) mereka23. Oleh karena itu, OMK haruslah menjadi basis pembinaan serta sumber inspirasi dan motivasi untuk keterlibatan dalam berbagai wadah/ kelompok/organisasi/gerakan kategorial, baik intern maupun ekstern gerejawi. Apabila konsep akomodatif OMK ini dipahami, maka pelbagai wadah/kelompok/organisasi/gerakan kaum muda katolik dalam berbagai tingkatan tidak perlu saling menganggap sebagai pesaing apalagi ancaman, melainkan justru sebagai kekayaan dan kekuatan OMK.

musik

Kali ini saya akan membahas musik yaitu perbedaan musik liturgi dan musik rohani
Ya penjelasannya seperti dibawah ini


Musik dalam Gereja Katolik dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu Musik Liturgi dan Musik Rohani. Perbedaan fundamental antara Musik Liturgi dan Musik Rohani adalah tujuan, waktu dan tempat penggunaannya serta legalisasi terhadap lagu tersebut. Baik Musik Liturgi maupun Musik Rohani dapat menjadi media katekese iman.

MUSIK LITURGI
Musik Liturgi adalah musik yang digunakan dalam berbagai Upacara Liturgi, termasuk Perayaan Ekaristi. Musik Liturgi sendiri seringkali disebut sebagai Sacred Music (Musik Suci). Musik Liturgi ini berada di bawah yurisdiksi uskup setempat. Yang termasuk dalam musik Liturgi adalah nyanyian-nyanyian Gregorian (Gregorian Chants), nyanyian Polifoni Suci dan nyanyian-nyanyian lain (misalnya nyanyian berdasarkan budaya setempat) yang telah diberi izin resmi oleh uskup setempat untuk dapat digunakan dalam Upacara Liturgi.

MUSIK ROHANI
Musik Rohani adalah musik yang dapat digunakan pada ibadat atau doa-doa yang bersifat devosi baik secara pribadi maupun dalam komunitas, tetapi tidak digunakan dalam Upacara-upacara Liturgi, termasuk di dalam Perayaan Ekaristi. Tentu musik dan lagu rohani ini haruslah memiliki syair yang seturut dengan ajaran Gereja dan tidak mempromosikan ajaran yang bertentangan dengan ajaran Gereja. Musik Rohani ini dapat membantu umat menghayati misteri Kristus lebih dalam lagi.



DOA RATU SURGA

DOA RATU SURGA

catatan:didoakan setiap pukul 06.00, 12.00, dan 18.00 selama Masa Paskah


DOA RATU SURGA

+ Demi Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Amin.
Ratu Surga bersukacitalah, Alleluia!
sebab Ia yang sudi kau kandung, Alleluia!
telah bangkit seperti disabdakan-Nya, Alleluia!
Doakanlah kami pada Allah, Alleluia!
Bersukacita dan bergembiralah, Perawan Maria, Alleluia!
sebab Tuhan sungguh telah bangkit, Alleluia!
Marilah berdoa:
Ya Allah, Engkau telah menggembirakan dunia dengan kebangkitan Putra-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus. Kami mohon, perkenankanlah kami bersukacita dalam kehidupan kekal bersama bunda-Nya, Perawan Maria.
Demi Kristus, pengantara kami. Amin.
+ Demi Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Amin.